MotoGP Thailand Pembalap Mengeluh Kepanasan di Sirkuit Buriram

MotoGP Thailand Pembalap Mengeluh Kepanasan – Sirkuit Buriram di Thailand kembali menjadi pusat perhatian universitasmulia.id di ajang MotoGP 2025. Kali ini, bukan hanya persaingan antar pembalap yang menarik perhatian, tetapi juga kondisi cuaca yang ekstrem. Beberapa rider mengeluhkan suhu yang sangat panas, yang membuat mereka merasa seperti ‘terbakar’ saat berlaga di lintasan.

Dengan suhu yang mencapai lebih dari 40 derajat Celsius, kondisi ini menjadi tantangan berat bagi para pembalap dan tim. Buriram memang dikenal sebagai salah satu sirkuit dengan cuaca paling panas dalam kalender MotoGP, tetapi tahun ini suhunya mencapai level yang lebih tinggi dari biasanya.

Keluhan Para Rider MotoGP

Banyak pembalap menyampaikan keluhan mereka setelah sesi latihanĀ edisisulsel.id dan balapan di Buriram. Salah satunya adalah juara bertahan, Francesco Bagnaia, yang mengaku mengalami dehidrasi parah akibat panas yang menyengat.

“Rasanya luar biasa panas. Saya hampir kehabisan energi di akhir balapan. Ini sangat melelahkan, bahkan lebih sulit dibanding beberapa balapan di Malaysia atau Qatar,” ujar Bagnaia.

Marc Marquez juga merasakan hal serupa. Pembalap Gresini Ducati itu menyebut bahwa sirkuit Buriram kali ini benar-benar menguji fisik setiap pembalap.

“Kami semua harus beradaptasi dengan kondisi ini. Tapi jujur saja, ini salah satu balapan terberat yang pernah saya jalani,” kata Marquez.

Sementara itu, beberapa pembalap lain seperti Jorge Martin dan Fabio Quartararo juga mengeluhkan masalah grip pada ban akibat aspal yang terlalu panas. Ban menjadi lebih cepat aus dan sulit dikendalikan di tikungan.

Dampak Cuaca Panas terhadap Performa

Cuaca ekstrem di Buriram tidak hanya berdampak pada stamina pembalap, tetapi juga performa motor. Tim-tim MotoGP harus menyesuaikan setelan mesin agar tetap optimal dalam kondisi panas yang ekstrem.

Beberapa tim mengeluhkan overheating pada motor, yang menyebabkan penurunan daya jelang akhir balapan. Selain itu, konsumsi bahan bakar juga meningkat karena mesin bekerja lebih keras dalam suhu tinggi.

Perlukah Regulasi Baru untuk Balapan di Cuaca Ekstrem?

Melihat kondisi di Buriram, beberapa pihak mulai mempertanyakan apakah MotoGP perlu mengadaptasi regulasi baru terkait cuaca ekstrem. Opsi seperti penyesuaian jadwal balapan untuk menghindari suhu puncak atau jeda tambahan untuk hidrasi bisa menjadi solusi di masa depan.

Dorna selaku penyelenggara MotoGP belum memberikan tanggapan resmi, tetapi wacana ini bisa menjadi bahan diskusi untuk menjaga keselamatan dan performa terbaik para pembalap di kondisi ekstrem seperti yang terjadi di Buriram.

MotoGP akan terus menjadi olahraga yang menantang, tetapi keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Bagaimana menurut Anda? Haruskah ada perubahan regulasi untuk menghadapi cuaca ekstrem di balapan mendatang?